Green Refrigerant Box atau kulkas tanpa freon dan listrik, merupakan karya anak bangsa yang tampil dalam Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2014 di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 11-16 Mei 2014 lalu. Karya yang dibuat oleh dua siswi SMA Negeri 2 Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yaitu Muhtaza Aziziya Syafiq (Moza) dan Anjani Rahma, meraih dua penghargaan pada ajang tersebut.
Berawal dari kepedulian mereka terhadap melimpahnya sumber daya buah-buahan dan makanan dengan pasokan listrik yang terbatas di daerah Musi Banyuasin, mereka mencetuskan untuk membuat tempat untuk menaruh bahan-bahan makanan tersebut tanpa perlu memakai listrik. Dengan menggunakan hukum Fisika, yakni hukum gas ideal, yang menyatakan bahwa bila tekanan turun, maka suhu akan turun, Moza dan Anjani memanfaatkan barang-barang bekas yang terdapat disekitarnya untuk membuat kulkas tanpa freon dan listrik ini.
Alat-alat yang digunakan berupa kontainer plastik yang dilapisi styrofoam pada semua sisinya, lalu dilapisi kembali dengan menggunakan kertas aluminium. Alat lainnya, yaitu dua buah kaleng bekas kemasan minuman bersoda yang berisikan arang dari kayu gelam yang telah diproses dan kaleng lainnya berisikan alkohol 75%. Proses arang kayu gelam ini dengan merendamnya dalam cairan NaOH, kemudian dioven selama satu jam dengan suhu 150 derajat celcius. Tak lupa, digunakan pompa vakum yang terbuat dari botol bekas minuman bersoda. Pompa ini dipasang diluar sebagai alat untuk menurunkan tekanan uap alkohol sehingga dapat dijerat arang aktif. Jika dihitung, total biaya yang dieluarkan untuk membuat sebuah kulkas tanpa listrik hanya membutuhkan Rp 53.000,00.
Cara kerja alat ini, awalnya, pompa vakum dioperasikan hingga 2 sampai 4 jam untuk menurunkan tekanan uap alcohol. Setelah uap alkohol diturunkan tekanannya, partikel uap dijerat oleh arang aktif. Cara ini dapat menurunkan suhu hingga 5,5 derajat celcius dalam waktu 2 jam 20 menit. Suhu tersebut dapat digunakan untuk mengawetkan buah dan makanan.
Awalnya, alat ini dilombakan dalam Olimpiade Peneliti Siswa Indonesia (OPSI) yang digelar Kemendikbud, Oktober 2013 lalu sebelum akhirnya diikutsertakan dalam Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF). Dalam ajang ini,Green Refrigerant Box mendapat peringkat ketiga pada kategori Engineering: Materials & Bioengineeringdengan hadian sebesar US$ 1.000 atau sekitar Rp 11 juta. Penghargaan lainnya berupa The Development Focus Award senilai US$ 10.000 atau sekitar Rp 100 juta dari the U.S. Agency for International Development(USAID).
Dana hasil dari ajang ini akan digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan kulkas tanpa listrik tersebut, ungkap Moza. Ia juga berharap bahwa temuannya ini dapat segera diproduksi massal agar dapat memberikan manfaat untuk warga di daerahnya.
sumber: http://blog.kpi-indonesia.org/