Jakarta - Indonesia masih mengalami persoalan pendidikan yang kompleks. Selain angka putus sekolah yang masih tinggi, buruknya infrastruktur hingga kurangnya mutu guru menjadi persoalan dunia pendidikan
saat ini.
Untuk menyelesaikan persoalan di atas dibutuhkan kerja sama baik antar kementerian, lembaga, hingga pihak-pihak terkait. Hal ini yang mendorong Google Indonesia, Bukalapak, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan Hackathon Indonesia Android Kejar.
Head of Public Policy and Government Relations Google Indonesia Shinto Nugroho mengatakan Hackathon Indonesia Android Kejar merupakan sebuah kegiatan yang didedikasikan khususnya untuk para pengembang aplikasi Indonesia untuk menciptakan sebuah aplikasi yang dapat memberikan solusi digital untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Indonesia melalui teknologi yang melibatkan sekolah, guru, murid, dan juga orang tua.
"Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Google untuk memberdayakan para developer lokal. Kami secara khusus mengangkat tema pendidikan pada Hackathon ini untuk ikut serta merayakan hari pendidikan nasional dan bulan pendidikan yang jatuh pada tanggal 2 Mei," kata Shinto kepada Warta Ekonomi dalam pembukaan acara Hackathon Indonesia Android Kejar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Ia pun berharap melalui ajang ini, para peserta dapat membuat aplikasi di bidang pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat serta dapat membantu memajukan sektor pendidikan Indonesia.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan bahwa tantangan pendidikan di Indonesia saat ini masih banyak. Ia pun berharap melalui gelaran Hackathon dapat memuculkan inovasi-inovasi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Di abad 21 ini kita memerlukan kemampuan dari 3R, yakni reading, writing, and arithmetic ke 4C yakni communication, collaboration, critical thinking, and creativity skills," kata Anies.
Ia mengatakan pemerintah membutuhkan pada developer untuk meningkatkan ekspektasi kualitas pendidikan pada masyarakat. Selain itu membantu proses interaksi dan membuat informasi lebih berguna dan termanfaatkan.
"Bila ekosistem tersebut tumbuh, Insya Allah dunia pendidikan kita meningkat dengan amat sangat drastis," ujarnya.
Anies pun berharap lewat Hackathon ini akan muncul aplikasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas, mulai dari urusan proses belajar mengajar hingga soal anggaran pendidikan. Sehingga nantinya makin banyak interaksi yang akan muncul berkat aplikasi tersebut.
"Ini adalah kesempatan bagi anak bangsa untuk memunculkan aplikasi yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan," ujarnya.
Hackathon Indonesia Android Kejar berlangsung selama dua hari (25-26/5/2016) di Kemendikbud. Kegiatan ini diikuti 132 partisipan yang terbagi menjadi 31 kelompok dengan 2-4 orang anggota. Kelompok tersebut tersaring dari 2.500 peserta. Mereka sebelumnya telah mengikuti workshop Indonesia Android Kejar di lima kota, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Selama kegiatan Hackathon berlangsung, partisipan akan mendapatkan pengajaran dan bimbingan. Selain itu mereka dapat berkonsultasi langsung dengan para ahli dari industri digital dan informasi teknologi khususnya aplikasi.
Kelompok yang berhasil mendapat predikat terbaik akan mendapat sejumlah hadiah. Selain itu, mereka akan mendapat tambahan mentoring secara eksklusif dari Google Indonesia.
sumber: wartaekonomi.co.id