INFO PENERIMAAN SISWA BARU


Home » , , » H. R. Muhammad Syafi’i : “YPSA Adalah Sekolah Islam Yang Paling Saya Banggakan”

H. R. Muhammad Syafi’i : “YPSA Adalah Sekolah Islam Yang Paling Saya Banggakan”

Written By YF on Selasa, 07 Februari 2017 | 08.39.00

“YPSA adalah pendidikan Islam di Sumut yang paling saya banggakan” Hal ini diungkapkan Al-ustadz H. R. Muhammad Syafi’i, M.Hum., saat memberikan ceramah kepada jamaah pengajian akbar YPSA di Raz Garden, Sabtu (4/2/17).

Romo, panggilan akrab anggota DPRRI komisi III ini menambahkan bahwa empat anak-anaknya telah berhasil menjadi dokter, dosen, pegawai Bank, dan bendahara salah satu partai terbesar di Indonesia. “Dan keempat putra-putri saya ini adalah alumni Shafiyyatul Amaliyyah”.

Romo mengakui dengan lugas dihadapan ratusan jamaah, “saya salah satu perintis YPSA pada masa awal berdirinya. Saat itu saya sebagai pegawai YPSA spesialis pembaca do’a dalam setiap kegiatan di YPSA. Alhamdulillah atas berkah Allah SWT dari YPSA ini saya dapat menjadi pembaca do’a paling menggemparkan di Indonesia”.

Romo dengan tegas mengatakan bahwa pendidikan itu sangat penting. Romo mengisahkan bagaimana kehidupannya dulu dan perjuangan ibunya dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Dengan hasil jerih payah sang ibu dan perjuangan Romo serta keluarga untuk hidup dan sekolah, hasilnya dapat dirasakan sekarang ini.

“Mari kita saling membantu pendidikan Islam di Indonesia ini khususnya Sumatera Utara. Jangan sampai kita semua dikuasai orang-orang yang berpaham liberal dan lainnya.

Selanjutnya Romo mengungkapkan dalam tausiyahnya untuk lebih mempercayai ulama. “Percayalah pada ulama, lebih percayalah pada ulama, karena kita disuruh menauladani rasulullah. Rasulullah mengatakan Al ulama warasatil Ambiya, ulama adalah pewaris para nabi. Kalau nabi sudah tidak ada, maka percayalah pada ulama”.

Dengan tema Problematika Umat Islam Indonesia dan Solusinya, Romo menjelaskan, “Pancasila itu hasil kerja dan perjuangan umat Islam. Sekarang ini umat Islam dipandang sebagai anti pancasila, namun ini merupakan pemutarbalikan fakta sejarah. Kesepakatan tertinggi negara ini tentang ideologi Pancasila yang diputuskan BPUPKI yang dipimpin oleh Rajiman Widyodiningrat kemudian dilanjutkan diputuskan dalam sidang PPKI yang dipimpin Ir. Soekarno, kesepakatannya adalah Piagam Jakarta”.

“Dimana sila pertamanya adalah Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-pemeluknya. Tapi sehari setelah proklamasi, tepatnya 18 Agustus 1945, ketika akan diresmikan menjadi ideologi negara Indonesia, ada orang Nasrani dari Indonesia Timur, memohon agar Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-pemeluknya itu dihapuskan. Dan itupun bukan dalam rapat resmi. Tapi semata-mata kebesaran ulama pada waktu itu untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dengan penuh ketulusan, dicoretlah Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-pemeluknya, maka jadilah sila pertama itu Ketuhanan Yang Maha Esa”.

“Jadi Pancasila itu bukan pekerjaan orang lain, itu murni hadiah umat Islam kepada bangsa Indonesia”. Tegas Romo.

Selanjutnya Romo mengisahkan, “Dalam perjuangan ini saya tidak takut. Ketika sadapan di rumah saya semakin tinggi, ketika kenyamanan dalam diri saya sudah diintai, saya pulang ke Medan dan saya kumpulkan anak-anak saya, dan saya katakan kepada anak-anak saya, “Romo tidak akan berhenti berjuang. Karena kalau ada 1000 yang membela agama ini, Romo kepingin Romo salah satunya. Kalau ada 100 yang membela agama ini, Romo salah satunya. Kalau 10 yang membela agama ini, Romo juga salah satunya, kalau hanya 1 orang saja, izinkan Romo membela agama ini, karena Romo lebih senang mati berdarah membela agama, ketimbang mati sakit ditempat tidur”.

“Kalau benar Romo mati berdarah membela agama ini, cucu kalian pun akan dihormati orang, saya bilang ke anak saya. Tapi kalau Romo mati mengkhianati agama ini, kalian pun tak akan sanggup menunjukkan muka di hadapan orang banyak. Jadi kenapa harus takut untuk membela agama. Tapi harus pandai-pandai meniti bui, jangan kasar, jangan serampangan, ikuti aturan, tapi jangan surut semangat kita membela kebenaran”, Romo mengakhiri.



Share this article :
 
Support : Creating Website | YF | Template
Copyright © 2011. SD Shafiyyatul Amaliyyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger